INFO TARBIYATUL ISLAMIAH

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir; (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali-Imran, 190 – 191).

Thursday, September 29, 2011

Teorisasi Pendidikan Islam


            Dilihat dari segi tujuan Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT. Kepada manusia melalui utusan-nya Muhammad SAW. Tidaklah lain untuk menjadi rahmatan lil’alamin ( rahmat bagi sekalian alam ).
            Tujuan tersebut mengandung implikasi bahwa Islam sebagai Agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Dan mengandung petunjuk dan peraturan yang memiliki sifat menyeluruh, di mana sekalian alam ini akan memperoleh rahmat ( kebahagian dan sejahtera ) secara menyeluruh, meliputi kehidupan duniawi dan ukhrawi, lahiriah dan batiniah.
            Sebagai Agama yang mengandung tuntunan yang komprehensif, islam membawa sistem nilai-nilai yang dapat dijadikan pemeluk-nya sebagai hamba Allah yang mampu menikmati hidupnya dalam situasi dan kondisi serta dalam ruang dan waktu, yang receptive (tawakkal) terhadap kehendak Khalik-nya. Kehendak Khalik-nya adalah seperti tercermin di dalam segala ketentuan syari’at Islam serta aqidah yang mendasari-nya.
            Situasi dan kondisi, ruang dan waktu di mana umat manusia dapat menghayati dan mengamalkan kehidupan-nya sesuai kehendak Khalik-nya, meliputi aspek-aspek mental psikologis dan materiil-fisiologis. Dengan kata lain suatu kehidupan yang penuh bahagia dan sejahtera, rohaniah dan jasmaniah, di dunia dan di akhirat.
            Dari segi kehidupan individual, kebahagiaan demikian baru tercapai bilamana ia dapat hidup berdasarkan keseimbangan dalam kegiatan fungsional rohaniah-nya di satu pihak serta keseimbangan dalam kegiatan fungsional anggota-anggota jasmaniah-nya di lain pihak yang mewujudkan suatu pola keserasian hidup dalam diri dan masyarakat serta lingkungan-nya secara menyeluruh dan bulat. Keseimbangan demikian, dalam istilah psikologi kepribadian disebut “Homeostatika” internal dan eksternal.
            Suatu pola kehidupan yang ideal demikian itulah yang hendak dibentuk melalui proses kependidikan yang dikehendaki oleh Islam.
            Dilihat dari segi metodologis, proses kependidikan Islam demikain adalah merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai secara bertahap dalam pribadi manusia . dengan istilah lain bahwa pendidikan Islam melakukan internalisasi ajaran Islam secara bertahap ke dalam pribadi manusia yang berlangsung sesuai tingkat perkembangan-nya.
            Apa yang disebut dengan kepribadian manusia tidak lain adalah keseluruhan hidup manusia lahir dan batin , yang menempakkan corak watak-nya dalam amal perbuatan atau tingkah laku sehari-hari.
            Dengan demikian, proses kependidikan Islam bertugas pokok membentuk kepribadian Islam dalam diri manusia selaku makhluk individual dan sosial. Untuk tujuan ini, proses kependidikan Islam memerlukan sistem pendekatan yang secara strategis dapat dipertanggung jawabkan dari segi pedagogis. Dalam hubungan inilah, Pendidikan Islam memerlukan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan tugas-nya termasuk sistem pendekatan-nya.
            Pandangan dasar yang dapat mengarahkan Pendidikan Islam kejenjang keberhasilan, merupakan prasyarat yang perlu dipenuhi melalui berbagai daya dan upaya ilmiah.

            Prasyarat demikian diwujudkan dalam bentuk pemikiaran-pemikiran teoritis dan praktis yang berlanjut dengan pembentukan “Sistem keilmuan” kependidikan Islam yang bulat.

No comments:

Post a Comment