INFO TARBIYATUL ISLAMIAH

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir; (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali-Imran, 190 – 191).

Tuesday, August 13, 2013

INTENSITAS HUBUNGAN SEORANG HAMBA DENGAN TUHANNYA DALAM SHALAT

INTENSITAS HUBUNGAN SEORANG HAMBA DENGAN TUHANNYA DALAM SHALAT

Dalam kaitannya dengan masalah tersebut, dijumpai beberapa hadits qudsi, diantaranya yang diriwayatkan olah Imam Muslim dan Tirmidzi :
Yang Aritnya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda : "Barangsiapa yang melaksanakan shalat, sedangkan dia tidak membaca Ummul Qur'an (suar Al-Fatihah), maka shalatnya tidak sempurna (cacat). " 3x ditanyakan kepada Abu Hurairah, sesungguhnya kami shalat di belakang imam (sebagai makmum). Lalu ia menjawab. "Bacalah surah Al-Fatihah dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : " Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Aku membagi shalat antara aku dan hamba-ku, menjadi dua bagian (sebagian untuk-ku dan sebagian lagi untuk hamba-ku). Dan bagi hamba-ku, apa yang ia minta. Ketika ia membaca "Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), Allah berfirman, 'Hamba-ku telah memuji-ku' ; ketika ia membaca "Arrahmaanir rahiim" (Maha Pemura lagi Maha Penyayang), Allah berfirman, 'Hamba-ku telah menyanjung-ku' ; ketika ia membaca "maaliki yaumiddiin" (yang Menguasai di hari pembalasan), Allah berfirman, 'Hamba-ku mengagungkan-ku. 'Pada saat yang lain ia berfirman, 'Hamba-ku menyerahkan diri pada-ku' ; ketika ia membaca "iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin" (Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan), All berfirman, 'ini antara Aku dan hamba-ku, dan bagi hamba-ku apa yang ia minta' ; ketika ia membaca "ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaaliin" (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka ; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat). Allah berfirman, 'Ini untuk hamba-ku, dan bagi hamba-ku apa yang ia minta." (HQR. Muslim).